PKMST Salatiga

Persekutuan Keluarga Mahasiswa Siswa Toraja Salatiga

Tabe' lako siulu'ku massola nasang ... Selamat datang di Blog na "Pia-Pia" Toraya inde Salatiga.
" Sipadiong Lisunna Pala . . . Sipolan Se'ponna Kalepak. "
Setia sekata , Saling menghormati dan Saling melindungi satu sama lain.



5:42 PM

Kisah seekor Kodok

Sekelompok kodok sedang berjalan-jalan melintasi hutan. Malangnya, dua di antara kodok tersebut jatuh kedalam sebuah lubang. Kodok-kodok yang lain mengelilingi lubang tersebut. Ketika melihat betapa dalamnya lubang
tersebut, mereka berkata pada kedua kodok tersebut bahwa mereka lebih baik mati.

Kedua kodok tersebut mengacuhkan komentar-komentar itu dan mencoba
melompat keluar dari lubang itu dengan segala kemampuan yang ada. Kodok yang lainnya tetap mengatakan agar mereka berhenti melompat dan lebih baik mati.

Akhirnya, salah satu dari kodok yang ada di lubang itu mendengarkankata-kata kodok yang lain dan menyerah. Dia terjatuh dan mati. Sedang kodok yang satunya tetap melanjutkan untuk melompat sedapat mungkin. Sekali lagi kerumunan kodok tersebut berteriak padanya agar berhenti berusaha dan mati saja. Dia bahkan berusaha lebih kencang dan akhirnya berhasil.
Akhirnya, dengan sebuah lompatan yang kencang, dia berhasil sampai diatas. Kodok lainnya takjub dengan semangat kodok yang satu ini, dan bertanya "Apa kau tidak mendengar teriakan kami?" Lalu kodok itu (dengan membaca gerakan bibir kodok yang lain) menjelaskan bahwa ia tuli. Akhirnya mereka sadar bahwa saat di bawah tadi mereka dianggap telah memberikan semangat kepada kodok tersebut.

Apa yang dapat kita pelajari dari ilustrasi di atas? Terkadang dalam kehidupan ini, ditengah begitu banyak permasalahan yang kita alami, kita dihadapkan pada berbagai situasi dimana tidak ada seorang pun yang mendukung atau bahkan mau membantu kita keluar dari permasalahan tersebut. Seringkali kita malah terjatuh semakin dalam karena merasa putus asa dengan keadaan tersebut. Kita mulai terpengaruh dengan "kalimat-kalimat" yang menegaskan ketidak mampuan kita sehingga kita mulai menyerah dan menerima "nasib".

Kemampuan dan ketidakmampuan dimulai dari apa yang kita pikirkan tentang diri kita sendiri, ketika kita mulai berpikir bahwa kita hanyalah manusia yang lemah dan tak mampu, maka disaat itulah kita gagal memiliki segenap kekuatan yang tersimpan dalam diri sendiri. Pada saat itu kita dengan sendirinya menekan potensi yang kita miliki semakin dalam dan melupakannya.
"Setetes kekuatiran di dalam hati akan menghapus seluruh usaha yang sedang dikerjakan dengan sepenuh hati."



0 komentar:

Post a Comment